Produsen Tahu Cibuntu Tak Akan Kurangi Ukuran Meski Harga Kedelai Naik

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat sedang mengalami pelemahan.

Akibatnya sejumlah produsen tahu di Kampung Cibuntu Bandung yang terkenal dengan tahunya yang bernama Tahu Cibuntu Bandung sangat resah.

Melemahnya nilai tukar rupiah itu berimbas pada harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama pengrajin.

Salah satunya, terjadi para produsen tahu bernama Abeb (32) sebagai produsen tahu di wilayah Kampung Tahu Cibuntu, RT07/RW07, Keluruhan Babakan Ciparay, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung.

Abeb mengatakan melemahnya harga rupiah berimbas kepada harga kedelai yang meningkat.

"Harga kedelai naik, yang tadinya harga kedelai per kilogramnya 7.500 rupiah menjadi 8.900 rupiah," ujar produsen Tahu Cibuntu, Abeb saat ditemui Tribun Jabar di Pabriknya, Kampung Tahu Cibuntu, RT07/RW07, Keluruhan Babakan Ciparay, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Kamis (6/9/2018).

Abeb menuturkan meskipun harga kedelai mengalami kenaikan, ia tidak mengubah ukurannya.

"Ya meskipun harga bahan baku naik, tidak mengubah ukuran, kalau diubah, pelanggan pada kabur," ujarnya

• Live Streaming Persija Jakarta Vs Selangor FA - Ajang Pembuktian Marko Simic

• Ahok Akan Nikah, Ruhut: Aku Lihat, oh Cantik, Mojang Priangan Mirip Istrinya Ruhut dari Sukabumi

Abeb mengurangi pembelian bahan baku karena ada kenaikan harga kedelai, yang tadinya perhari membeli delapan kwintal menjadi empat kwintal.

Untuk menyiasati kerugian yang didapat, ia terpaksa mengurangi pekerja yang tadinya 20 pekerja sekarang menjadi 16 pekerja.

Abeb menambahkan ia biasa memproduksi tahu bisa mencapai per hari 6.000 tahu tapi sekarang berkurang menjadi 4.000 tahu.

Abeb sebagai produsen tahu sudah lima tahun lamanya, baru tahun sekarang merasakan bahan baku kedelai mahal, ia menjual tahu satu plastik isinya 10 dihargai 4000 rupiah untuk ukuran 10x10cm dan 5000 rupiah untuk ukuran 9x9 cm.

Ia berharap kepada pemerintah untuk bisa menstabilkan bahan bakunya menjadi normal kembali ke harga semula.(*)

Let's block ads! (Why?)