TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menilai kecil kemungkinan Partai Demokrat dan Ketua Umum Gerindra akan berkoalisi di Pilpres 2019.
"Dengan penyebutan jenderal kardus itu, kecil kemungkinan mereka akan berkoalisi," ujar pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini kepada Tribunnews.com, Kamis (9/8/2018).
Namun, menurut dia, masih cukup lama waktu dan komunikasi politik pun masih akan panjang terjalin hingga batas akhir pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Jumat (10/8/2018).
"Nanti kalau Gerindra atau Demokrat sampai tidak punya partner koalisi, mau tidak mau mereka akan berkoalisi lagi," katanya.
Tapi, imbuhnya, kalau untuk saat ini kecil kemungkinan partai dibawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Prabowo akan satu perahu.
"Karena pernyataan keras dari Andi Arief semalam itu bukan menurut saya bukan spontan, tapi memang sudah dipersiapkan. Kalau Prabowo bukan pilih Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), maka tidak akan bersama," tegasnya.
Hendri menilai sejak awal Partai Demokrat hanya logowo, jika AHY menjadi Cawapres dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Karena itu siapa saja di luar nama putera sulung Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Partai berlambang Mercy itu tidak akan legowo dan mendukungnya.
"Sejak awal Demokrat hanya menyiapkan dan hanya legowo satu nama, bila AHY yang terpilih," jelasnya.
• Jokowi Tak Akan Kenakan Baju Kotak-kotak saat Deklarasi Capres-Cawapres
• Imbas Kekeringan, Harga Domba Kurban di Bandung Naik Dibanding Tahun Lalu
Karena itu, imbuhnya, saat Gerindra memunculkan wacana Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno sebagai Cawapres dari Prabowo, reaksi keras dari politikus Demokrat, Andi Arief pun meluap.
http://jabar.tribunnews.com/2018/08/09/gara-gara-jenderal-kardus-demokrat-sulit-gabung-koalisi-prabowoBagikan Berita Ini
0 Response to "Gara-gara Jenderal Kardus, Demokrat Sulit Gabung Koalisi Prabowo"
Post a Comment