Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Ketua DPD I Partai Golkar Jabar, Dedi Mulyadi berpendapat Pilgub Jabar 2018 mengakhiri fenomena politik citra yang mendominasi pemilu dalam satu dekade terakhir dan berganti jadi politik gerilya teritorial.
"Di Pilgub Jabar ini, survei banyak yang meleset. Analisis pakar banyak meleset. Artinya, ada perubahan fenomena, dari politik citra ke politik gerilya teritorial. Dan fenomena ini harus diwaspadai Partai Golkar di Pilpres 2019 oleh pengusung calon presiden (incumben)," kata Dedi di Kantor DPD Golkar Jabar, Jalan Maskumambang Kota Bandung, Jumat (27/6/2018).
Kondisi itu beralasan manakala Jabar memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) tertinggi di Indonesia mencapai 30 juta lebih. Sehingga, kondisi itu jadi incaran para calon presiden di 2019.
Baca: Tiba di Jakarta, Skuat Persib Bandung Dapat Pengawalan Ketat Pasukan Brimob
Dedi ikut bertarung di Pilgub Jabar sebagai calon wakil gubernur Jabar bersama Deddy Mizwar (Deddy-Dedi). Dalam hitung cepat berbagai lembaga survei, ia kalah dengan suara di atas 25 persen. Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) di angka di atas 30 persen dan Sudrajat- Ahmad Syaikhu (Asyik) di atas 29 persen dan Tb Hasanudin - Anton Charliyan (Hasanah) 12,2 persen.
Hasil Sementara Calon Tunggal Vs Kotak Kosong di Beberapa Daerah, Kota Makassar Paling Mengejutkan https://t.co/Q8jINyCOFu via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 29, 2018
Padahal, pada survei sebelum pencoblosan, pasangan Rindu dan Deddy-Dedi kerap bersaing. Meskipun Ridwan Kamil meraih suara terbanyak, toh raihan suara Asyik mengejutkan banyak pihak. Ia menganalogikan politik gerilya pada fenomena raihan suara Asyik dan calon kepala daerah di Pilkada serentak di Jabar yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengalami kenaikan suara signifikan.
"Anda bayangkan, mohon maaf, popularitas yang di awal rendah, loncat ke 10 persen, loncat lagi ke 15 persen sampai akhirnya bisa melebihi 15 persen saat pemilihan. Artinya, itu ada pergerakan dengan gelombang yang begitu besar dengan strategi yang ampuh, menyasar teritorial tertentu secara bergerilya sehingga bisa merubah konstelasi," kata Dedi.
Lowongan Kerja Pertamina Lulusan SMA / SMK dan D3 - Hanya Sampai 30 Juni, Buruan Daftar https://t.co/WkRC1L8mIs via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 29, 2018
Dalam kondisi itu, pasangan Deddy-Dedi raihan suaranya tergerus. Belum lagi, manuver Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono yang menyebut Penjabat Gubernur Jabar Komjen M Iriawan menggeledah rumah dinas wakil gubernur yang sempat dihuni Deddy Mizwar, dianggap sejumlah kalangan merugikan pasangan Deddy-Dedi.
http://jabar.tribunnews.com/2018/06/29/ini-analisis-dedi-mulyadi-tentang-kekalahannya-di-pilgub-jabar-cerminan-buat-pilpresBagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Analisis Dedi Mulyadi tentang Kekalahannya di Pilgub Jabar, Cerminan Buat Pilpres"
Post a Comment